MenJawab Fitnah --»Allah sebagai zat
Antek FFI said :
Dzat dengan zat itu beda. Jika Allah.swt disamakan dengan zat, yg notabene adalah ciptaan-Nya sendiri, maka itu amat mustahil. Atom diciptakan oleh Allah.swt masa Dia sendiri “mencipta” dirinya dengan atom? Masuk akal nggak mobil diciptakan sama mobil? Makanya, pelajari dulu struktur linguistik bahasa Arab tentang Dzat. Baru lo buka wacana disini, tentunya dengan tujuan mencari fakta dan penjelasan, bukan offensive orientation![/quote]
Nah, itulah tugas anda untuk menjelaskan DZAT Allah kepada kami, secara linguistik , dan jangan lupa bawa literatur yang sahih.
Kami non muslim tidak mengerti bahasa Arab Klasik kecuali Hillman, Murtad Mama, Noor, muslimpun tidak ada yang mengerti benar bahasa Arab Klasik.
Mohon penjelasannya, mudah mudahan saya berjumpa orang yang mengerti bahasa Arab Klasik dan dapat memberi pencerahan mengenai DZAT.
Apakah Dzat tersebut mempunyai kepribadian?
Apakah Dzat tersebut berbentuk RUH?
Apakah Dzat tersebut pernah menampakan diri?
Apakah Dzat tersebut berbentuk materi?
Apakah Dzat tersebut memiliki energi/power?
Apakah Dzat tersebut pernah membuktikan powernya(tanpa bantuan FPI) adalah POWER OF GOD?
Nih, ana ketemu alasan-alasan kenapa muslimer ga bisa menjelasin secara ilmiah apa itu dzat auloh
Larangan Berfikir tentang Dzat Allah
1. DALIL AL QUR’AN
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman :
” Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka “.(Q.S. Ali Imran : 190-191)
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman :
Katakanlah: “Perhatikanlah apa yang ada di langit dan di bumi. Tidaklah bermanfaat tanda kekuasaan Allah dan rasul-rasul yang memberi peringatan bagi orang-orang yang tidak beriman”. (Q.S. Yunus : 101)
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman :
“Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya tanpa hikmah. Yang demikian itu adalah anggapan orang-orang kafir, maka celakalah orang-orang kafir itu karena mereka akan masuk neraka.” (Q.S. Shaad : 27)
2. DALIL AS SUNNAH
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
” Berfikirlah tentang nikmat-nikmat Allah, dan jangan sekali-sekali engkau berfikir tentang Dzat Allah ” (Hadits hasan, Silsilah al Ahaadiits ash Shahiihah)
nih lagi: Kata dzat yang disandarkan pada Allah kita ketemukan pada sabda Nabi saw, “Tafakkaruu fi khalkillah walaa tafakkarua fi dzatihi” (= berpikirlah kamu tentang ciptaan Allah tapi jangan berpikir mengenai DzatNya). pertanyaannya: darimana si momet itu mendapat istilah auloh itu dzat?
Jawaban akan saya mulai dari ayat :
firman Allah subhanahu wata’ala :
لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْئٌ وَهُوَ السَّمِيْعُ اْلبَصِيْرُ
( الشورى : 11 )
” Tidak sesuatu pun yang serupa dengan Dia ( Allah ) , dan Dia Maha Mendengar , Maha Melihat ” . ( QS. As Syuuraa : 11 )
Maka kalau kita menyebut Dzatullah (Dzat Allah), tidak berarti dzat di sini sama dengan ciptaan-Nya (zat cair, zat gas, cat padat). Sama seperti ketika kita mengatakan bahwa Allah mendengar, bukan berarti mendengar seperti makhluknya dengan indera dengar (telinga misalnya).
Kata Dzat yang disandarkan pada Allah kita ketemukan pada sabda Nabi saw, “Tafakkaruu fi khalkillah walaa tafakkarua fi dzatihi” (= berpikirlah kamu tentang ciptaan Allah tapi jangan berpikir mengenai DzatNya).
Berpikir tentang ciptaan Allah akan menyadarkan kita bahwa Allah itu ada; eksistensi Allah itu nyata.
Tapi jangan sampai kita berpikir tentang Dzat Allah atau sosok Allah. Mengapa? Kita tak akan pernah mampu.
Bukankah Dia Mutlak (Absolute). Tak terbatas oleh ruang dan waktu; termasuk tak terbatas oleh alam pikiran manusia. Sementara manusia serba relatif. Ambil contoh, mata kita hanya untuk melihat benda mati saja sudah tertipu; tongkat lurus yang tertancap di air jernih bukankah kelihatan patah?
Bagaimana mata yang relatif ini akan mampu melihat Dzatullah yang tak terbatas itu? Maka pengetahuan kita tentang Dzat Allah tidak lain sebatas informasi yang dia berikan kepada kita: bagaimana sifatNya, apa namaNya; apa kehendakNya, dan sebagainya. Semua itu diinformasikan Allah melalui Al Quran dan dijelaskan oleh Nabi Muhammad saw.
Jika kita memaksakan diri untuk “mewujudkan” sosok tuhan dalam pikiran kita, pasti akan salah. Sebab, bukankah selama ini pengetahuan kita selalu berdasar persepsi yang menyandar pada apa saja yang pernah kita lihat?
Mengapa ada tuhan yang “diwujudkan” dengan empat tangan oleh para penganut agama pagan? Karena sang pewujud dipengaruhi oleh persepsi mereka bahwa tuhan itu berkuasa dan kekuasaan itu, seperti gambaran kekuasaan manusia, disimbolkan dengan tangan.
Jadi, kembali lagi yang dimaksud Dzatullah adalah wujud Allah, yang wujud itu tak mungkin bisa digambarkan, atau didefinisikan oleh manusia.
Kata Dzat selalu dirangkai dengan sifat Kemahaan-Nya dipakai untuk menyebut kata ganti Allah SWT Pencipta Jagat Raya. Sedangkan hakikat Allah tidak dapat ditangkap dengan indera makhluk-Nya. Allah tidak sama dengan zat-zat yang diciptakan-Nya.
“dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia” (QS.Al-Ikhlas:4)
Seharusnya para kafir malu menuduh Allah itu berupa benda atau zat. Sebab dalam alkitab cetakan lama ( hehee… biasalah kitab sering diamandemen) Tuhan secara tegas digambarkan sebagai “zat”
“Maka oleh sebab kita dijadikan Allah, tiadalah patut kita menyangkakan ZAT ALLAH itu serupa dengan emas dan perak atau batu yang berukir dengan kepandaian dan akal manusia” (Kisah Para Rasul 17:29, Alkitab Terjemahan Lama, LAI Jakarta 1960)
Bahkan Tuhan dalam sejarah Bible digambarkan dengan bentuk dan tingkah aneh-aneh dan tidak masuk akal, contoh:
-Tuhan turun ke bumi menjadi manusia, lalu duel dengan Nabi Yakub sampai Tuhan kalah (Kejadian 32:28). Hmm.. Tuhan ngapain duel dengan nabi segala?! kalah pula.
-Tuhan menjelma menjadi burung merpati yang terbang di atas sungai (Yohanes 1:32)
-Tuhan menjadi manusia Yesus yang dikejar tentara, tertangkap dan disiksa sampai mati di kayu salib (Yohanes 1:40, Matius 27:50, Markus 15:32, Lukas 23:46, Yohanes 19:30)
Alkitab menyebutkan Allah sebagai roh, perhatikan ayat ini:
“Allah itu roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran” (Yohanes 4:24)
Jika Allah itu roh, maka konsep Ketuhanan akan semakin tidak jelas dan sangat melecehkan Tuhan. Tuhan digambarkan dalam bentuk yang sangat hina.
“Bumi belum berbentuk dan kosong, gelap gulita meliputi samudera raya, dan ROH ALLAH MELAYANG-LAYANG DI ATAS PERMUKAAN AIR” (Kejadian 1:2)
Hah… roh Tuhan melayang-layang….
“Maka aku melihat ditengah-tengah tahta dan keempat makhluk itu dan di tengah-tengah tahta itu berdiri SEEKOR ANAK DOMBA SEPERTI TELAH DISEMBELIH, BERTANDUK TUJUH DAN BERMATA TUJUH, ITULAH KETUJUH ROH ALLAH YANG DIUTUS KE SEURUH BUMI” (Wahyu 5:6)
Sehina itukah bentuk roh Tuhan. Seharusnya mereka memikirkan sudah sempunakah konsep Ketuhanan dalam agama mereka sebelum mencari-cari cela Islam.
Konsep Ketuhanan Allah dalam Islam sudah sangat mapan, tak ada lagi yang perlu dipermasalahkan bagi orang-orang yang berpikir.
Wallahualam…
---------------------------
NOTE-->
▶ DISKUSI SANTUN ISLAM - KRISTEN (NO HUJAT) KENAPA ISLAM MEMBELA ALLAHNYA TAPI KRISTEN DIBELA ALLAHNYA..??
Jawab:
Karena allah islam adalah benda mati yaitu DZAT, sementara Allah Kristen adalah ROH..:)
-----------------------------------------------------
BACA--->QS AL Hasyr 22 - 24
22 "Dialah Allah, Yang tiada tuhan selain Dia; Yang Maha Mengetahui yang ghaib dan yang nyata. Dia adateh Maha Murah, Maha Penyayang.....كُ
23"Dialah Allah, yang tiada Tuhan selain Dia ! Maha Raja ,Maha Suci, Maha Sejahtera,Yang Mengurniakan Keamanan , Maha Memelihara , Maha Perkasa, Maha Gagah , Yang Membesarkan Diri;Maha Sucilah Allah dari apa pun yang mereka persekutukan. "
24 "Dialah Allah, Maha Pencipta , Yang Mengadakan , Yang Membentuk rupa , BagiNyalah nama-nama yang baik. Bertasbih kepadaNya apa pun yang ada pada sekalian langit dan bumi , Dan Dia adalah Maha Perkasa, Maha Bijaksana."
NAMA-NAMA NAMA YANG MULIA BAGI ALLAH !
---> Dzat Allah dengan Asmaa'ul. Husna 
Asma'ul Husna adalah kosa kata yang menggambarkan sembilan puluh sembilan nama sekaligus sifat Allah SWT. Ini artinya Allah memiliki sembilan puluh sembilan karakter yang seimbang dengan kemampuan pemahaman akal pikiran manusia.
Allah adalah Dzat pencipta yang tidak dapat disamakan dengan benda maupun makhluk ciptaanNya. Dalam Al Qur'an, Asmaul Husna nampak seperti sebuah tuntunan yang persuasif agar manusia tahu diri untuk tidak berkeinginan melihat wujud Dzat Allah, melainkan cukup dengan mengenal sembilan puluh sembilan sifat-Nya dikarenakan
---->kemampuan dan kapasitas akal pikiran manusia yang terbatas.
contoh---> Perhatikanlah tiga dari -->99 (sembilan puluh sembilan) Asma'ul Husna berikut ini:
Al Bashiir = dapat melihat
Al Samii' = dapat mendengar
Al 'Ahad = jumlahnya satu
Para ulama berpendapat bahwa kebenaran adalah konsistensi dengan kebenaran yang lain. Dengan cara ini, umat Muslim tidak akan mudah menulis "Allah adalah ...", karena tidak ada satu hal pun yang dapat disetarakan dengan Sang Pencipta, akan tetapi harus dapat dimengerti dengan hati dan keterangan Al-Qur'an tentang Allah ta'ala. Asma'ul Husna merupakan peringkasan untuk melakukan pendekatan yang persuasif yang disesuaikan dengan konsep akal manusia yang sangat terbatas. Semua kata yang ditujukan pada Allah harus dipahami keberbedaannya dengan penggunaan wajar kata-kata itu.
Al Bashiir artinya Allah MAHA melihat. Allah dapat melihat, namun dapat melihat di sini bukan berarti sama dengan manusia yang juga dapat melihat. Mampukah manusia melihat nyawa-nya sendiri? Sedangkan Allah mampu.
Al Samii' artinya Allah MAHA mendengar. Manusia pun dapat mendengar, tapi apakah manusia mampu mendengar suara percakapan antara dua orang yang berencana jahat terhadap dirinya? Sedangkan Allah mampu.
Al 'Ahad artinya MAHA esa atau satu. Manusia bisa saja mengatakan bahwa segitiga itu adalah satu, tapi tetaplah segitiga itu memiliki tiga sisi, yang dapat berbeda bila dipandang antara satu sisi dengan sisi yang lainnya. Sedangkan Allah, dari semua sudut pandang, Dia tetaplah Allah yang MAHA esa.
Resapilah kata MAHA tersebut, yang terkadang manusia lalai akan kata MAHA. Allah itu tidak dapat dimisalkan atau dimiripkan dengan segala sesuatu apapun, seperti tercantum dalam surat Al-Ikhlas.
"Katakanlah: "Dia-lah Allah, Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang kepada-Nya bergantung segala sesuatu. Dia tidak beranak dan tidak pula diperanakkan, dan tidak ada satu pun yang setara dengan Dia". (QS. Al-Ikhlas : 1-4)
----------------------------------------------------
Makna “Dzat
Allah” artinya “hakikat Allah SWT
-----------------------------------------------------
BANDINGKAN SAMA ROH tuhan Kristen
-----------------------------------------------------
---------> ROH (HiDuP)
(Kalau yang ini kayaknya perlu dicoba.)12. KITAB MATIUS: Roh Allah seperti burung merpati (lihat juga Markus 1:10; Lukas 3:22; Yohanes 1:32; Yesaya 60:8)
--------->
n hendaklah diingat bahwasannya seluruh manusia,menurut Al-Kitab , adalah roh Allah
"Maka kemudian dari pada itu akan jadi, bahwa Aku (Tuhan) mencurahkan RohKu kepada segala manusia". (Yoel 2:28)
Terhadap masalah"nafas yang keluar dari mulutNya" juga bukan semata-mata milik Yesus coba anda buka kitab kejadian 2 pasal 7
"Ketika itulah Tuhan Allah membentuk manusia itu dari debu tanah dan MENGHEMBUSKAN NAFAS HIDUP KE DALAM HIDUNGNYA; DEMIKIANLAH MANUSIA ITU MENJADI MAHLUK YANG HIDUP"
Jadi menurut ayat diatas masalah Roh Allah atau nafas yang diberikanNya adalah masalah essensial yang wajib dimiliki oleh setiap manusia jikalau manusia itu akan menjadi mahluk yang hidup. Yang membuat saya bingung adalah panutan orang kristen saja, yakni Paulus, juga mengatakan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu
"Tidak tahukah kamu bahwa kamu adalah Bait Allah dan bahwa ROH ALLAH DIAM DI DALAM KAMU (1KOR 3:16)
Jadi Roh Allah bukanlah monopoli Yesus/ Nabi Isa as. Bahkan tersebut:
"Ketika Bileam memandang kedepan dan melihat orang Israel berkemah menurut suku mereka, maka Roh Allah menghinggapi Dia". (Bilangan 24:2)
"Roh Tuhan menghinggapi Dia dan menghakimi orang Israel". (Hakim 3:10)
"Pada waktu itu Roh Tuhan menguasai Gideon". (Hakim 6:34)
"Lalu Roh Tuhan menghinggapi Yefta". (Hakim 11:29)
"Pada waktu itu berkuasalah Roh Tuhan atas dia". (Hakim 14:6)
"Maka berkuasalah Roh Tuhan atas dia". (Hakim 14:19)
"Maka berkuasalah Roh Allah atas dia". (Hakim 15:14)
Bandingkan dengan konsep agama Kristen bicara Roh tuhan--»????
0 komentar:
Posting Komentar